Biografi Tokoh Islam :
Nabi Muhammad Shallallohu’Alaihi Wasallam
Nabi Muhammad Shallallohu’Alaihi Wasallam
wikipedia.org
Muḥammad[10]
(bahasa Arab: محمد; lahir di Mekkah, 570 M – meninggal di Madinah, 8 Juni 632 M)[11]
adalah seorang nabi dan rasul terakhir bagi umat Muslim.[12] Muhammad memulai
penyebaran ajaran Islam untuk seluruh umat manusia dan mewariskan pemerintahan
tunggal Islam. Muhammad sama-sama menegakkan ajaran tauhid untuk mengesakan
Allah sebagaimana yang dibawa nabi dan rasul sebelumnya.[13]
Lahir pada
tahun 570 M di Mekkah, Muhammad melewati masa kecil sebagai yatim piatu.
Muhammad dibesarkan di bawah asuhan kakeknya Abdul Muthalib kemudian pamannya
Abu Thalib. Beranjak remaja, Muhammad bekerja sebagai pedagang. Muhammad
kadang-kadang mengasingkan diri ke gua sebuah bukit hingga bermalam-malam untuk
merenung dan berdoa. Diriwayatkan dalam usia ke-40, Muhammad didatangi Malaikat
Jibril dan menerima wahyu pertama dari Allah.[14] Tiga tahun setelah wahyu
pertama, Muhammad mulai berdakwah secara terbuka,[15] menyatakan keesaan Allah
dalam bentuk penyerahan diri melalui Islam sebagai agama yang benar dan meninggalkan
sesembahan selain Allah. Muhammad menerima wahyu berangsur-angsur hingga
kematiannya.[16] Praktik atau amalan Muhammad diriwayatkan dalam hadits,
dirujuk oleh umat Islam sebagai sumber hukum Islam bersama Al-Quran.
Muhammad
bersama pengikut awal mendapati berbagai bentuk perlawanan dan penyiksaan dari
beberapa suku Mekkah. Seiring penganiayaan yang terus berlanjut, Muhammad
membenarkan beberapa pengikutnya hijrah ke Habsyah, sebelum Muhammad memulai
misi hijrah ke Madinah pada tahun 622. Peristiwa hijrah menandai awal
penanggalan Kalender Hijriah dalam Islam. Di Madinah, Muhammad menyatukan
suku-suku di bawah Piagam Madinah. Setelah delapan tahun bertahan atas serangan
suku-suku Mekkah, Muhammad mengumpulkan 10.000 Muslim untuk mengepung Mekkah.
Serangan tidak mendapat perlawanan berarti dan Muhammad mengambil alih kota
dengan sedikit pertumpahan darah. Ia menghancurkan berhala-hala. Pada tahun
632, beberapa bulan setelah kembali ke Madinah usai menjalani Haji Wada,
Muhammad jatuh sakit dan wafat. Muhammad meninggalkan Semenanjung Arab yang
telah bersatu dalam pemerintahan tunggal Islam dan sebagian besar telah
menerima Islam.
Etimologi
"Muhammad"
(Arab: محمد بن عبد الله;
Transliterasi: Muḥammad;[17] diucapkan [mʊħɑmmæd] ( simak))[18][19][20] secara bahasa berasal
dari akar kata semitik 'H-M-D' yang dalam bahasa Arab berarti "dia yang
terpuji". Selain itu, dalam salah satu ayat Al-Qur'an,[21] Muhammad dipanggil
dengan nama "Ahmad" (أحمد), yang dalam bahasa Arab juga
berarti "terpuji".
Sebelum masa
kenabian, Muhammad mendapatkan dua gelar dari suku Quraisy (suku terbesar di
Mekkah yang juga suku dari Muhammad) yaitu Al-Amiin yang artinya "orang
yang dapat dipercaya" dan As-Saadiq yang artinya "yang benar".
Setelah masa kenabian para sahabatnya memanggilnya dengan gelar Rasul Allāh, kemudian
menambahkan kalimat Shalallaahu 'Alayhi Wasallam yang berarti "semoga
Allah memberi kebahagiaan dan keselamatan kepadanya"; sering disingkat
"S.A.W" atau "SAW") setelah namanya.
Muhammad
juga mendapatkan julukan Abu al-Qasim[2] yang berarti "bapak Qasim",
karena Muhammad pernah memiliki anak lelaki yang bernama Qasim, tetapi ia
meninggal dunia sebelum mencapai usia dewasa.
Genealogi (Silsilah)
Silsilah
Muhammad dari kedua orang tuanya kembali ke Kilab bin Murrah bin Ka'b bin Lu'ay
bin Ghalib bin Fihr (Quraish) bin Malik bin an-Nadr (Qais) bin Kinanah bin
Khuzaimah bin Mudrikah (Amir) bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma`ad bin
Adnan.[22] Silsilah sampai Adnan disepakati oleh para ulama, sedangkan setelah
Adnan terjadi perbedaan pendapat. Adnan secara umum diyakini adalah keturunan
dari Ismail bin Ibrahim, yang selanjutnya adalah keturunan Sam bin Nuh.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqU08L3gGeb7xC4l0l7bxVVTpduvHxRaHtMSgmjbAk7QFP1Vdg2O7IQIRrnD1Arx62AI5YQpJAnF629VJ5aoJ1gflB5pHcBgtqo9T5nOakDw7zN8C5pXjxqNgMNX8ShU9nBxZAntO3yUM/s200/kehidupannabimuhammad-130621203911-phpapp01-thumbnail-4.jpg)
Riwayat
Para ulama dan penulis sirah sepakat bahwa
hari kelahiran Muhammad jatuh pada bulan Rabiul Awal.[24] Muhammad lahir di
Mekkah, kota bagian selatan Jazirah Arab, sekitar tahun 570, berdekatan dengan
Tahun Gajah yang merupakan tahun kegagalan penyerangan Mekkah oleh pasukan
bergajah di bawah pimpinan Abrahah.[25][26] Pendapat paling mashyur merujuk
tanggal 12 Rabiul Awal sebagai hari kelahiran Muhammad. Berdasarkan teks hadis,
Muhammad menyebut hari Senin sebagai hari kelahirannya. Penulis sirah Sulaiman
Al-Manshurfuri dan ahli astronomi Mahmud Basya dalam penelitiannya melacak hari
Senin yang dimaksud bertepatan dengan tanggal 9 Rabiul Awal.
Muhammad
berasal dari salah satu klan suku Quraisy yakni Bani Hasyim yang mewarisi
silsilah terhormat di Mekkah, meskipun tak terpandang karena kekayaannya.[27]
Ayahnya, Abdullah meninggal saat Muhammad masih dalam kandungan, enam bulan
sebelum kelahiran.[28] Muhammad bayi dibawa tinggal bersama keluarga dusun di
pedalaman, mengikuti tradisi perkotaan kala itu untuk memperkuat fisik dan
menghindarkan anak dari penyakit perkotaan.[29] Ia diasuh dan disusui oleh
Halimah binti Abi Dhuayb di kampung Bani Saad selama dua tahun.[30] Setelah
itu, Muhammad kecil dikembalikan untuk diasuh kepada budak Ummu Aiman. Pada
usia ke-6, Muhammad kehilangan ibunya, Aminah karena sakit.[30][31] Selama dua
tahun berikutnya, kebutuhan Muhammad ditanggung dan dicukupi oleh kakeknya dari
keluarga ayah, 'Abd al-Muththalib. Ketika berusia delapan tahun, kakeknya
meninggal dan Muhammad berikutnya diasuh oleh pamannya Abu Thalib yang tampil
sebagai pemuka Bani Hasyim sepeninggal Abdul Muththalib.[30][32]
Perkenalan dengan Khadijah
Ketika
Muhammad mencapai usia remaja dan berkembang menjadi seorang yang dewasa, ia
mulai mempelajari ilmu bela diri dan memanah, begitupula dengan ilmu untuk
menambah keterampilannya dalam berdagang. Perdagangan menjadi hal yang umum
dilakukan dan dianggap sebagai salah satu pendapatan yang stabil. Muhammad
sering menemani pamannya berdagang ke arah Utara dan kabar tentang kejujuran
dan sifatnya yang dapat dipercaya menyebar luas dengan cepat, membuatnya banyak
dipercaya sebagai agen penjual perantara barang dagangan penduduk Mekkah.
Salah
seseorang yang mendengar tentang kabar adanya anak muda yang bersifat jujur dan
dapat dipercaya dalam berdagang dengan adalah seorang janda yang bernama
Khadijah. Ia adalah seseorang yang memiliki status tinggi di kalangan suku
Arab. Sebagai seorang pedagang, ia juga sering mengirim barang dagangan ke
berbagai pelosok daerah di tanah Arab. Reputasi Muhammad membuat Khadijah
memercayakannya untuk mengatur barang dagangan Khadijah, Muhammad dijanjikan
olehnya akan dibayar dua kali lipat dan Khadijah sangat terkesan ketika
sekembalinya Muhammad membawakan hasil berdagang yang lebih dari biasanya.
Seiring
waktu akhirnya Muhammad pun jatuh cinta kepada Khadijah, mereka menikah pada
saat Muhammad berusia 25 tahun. Saat itu Khadijah telah berusia mendekati umur
40 tahun, namun ia masih memiliki kecantikan yang dapat menawan Muhammad.
Perbedaan umur yang jauh dan status janda yang dimiliki oleh Khadijah tidak
menjadi halangan bagi mereka, walaupun pada saat itu suku Quraisy memiliki
budaya yang lebih menekankan kepada perkawinan dengan seorang gadis ketimbang
janda. Meskipun kekayaan mereka semakin bertambah, Muhammad tetap hidup sebagai
orang yang sederhana, ia lebih memilih untuk menggunakan hartanya untuk hal-hal
yang lebih penting.
Memperoleh gelar
Ketika
Muhammad berumur 35 tahun, ia ikut bersama kaum Quraisy dalam perbaikan Ka’bah.
Pada saat pemimpin-pemimpin suku Quraisy berdebat tentang siapa yang berhak
meletakkan Hajar Aswad, Muhammad dapat menyelesaikan masalah tersebut dan
memberikan penyelesaian adil. Saat itu ia dikenal di kalangan suku-suku Arab
karena sifat-sifatnya yang terpuji. Kaumnya sangat mencintainya, hingga
akhirnya ia memperoleh gelar Al Amin yang artinya "orang yang dapat dipercaya".
Diriwayatkan
pula bahwa Muhammad adalah orang yang percaya sepenuhnya dengan keesaan Tuhan.
Ia hidup dengan cara amat sederhana dan membenci sifat-sifat tamak, angkuh dan
sombong yang lazim di kalangan bangsa Arab saat itu. Ia dikenal menyayangi
orang-orang miskin, janda-janda tak mampu dan anak-anak yatim serta berbagi
penderitaan dengan berusaha menolong mereka. Ia juga menghindari semua kejahatan
yang sudah membudaya di kalangan bangsa Arab pada masa itu seperti berjudi,
meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga ia dikenal
sebagai As-Saadiq yang berarti "yang benar".
Muhammad
dilahirkan di tengah-tengah masyarakat terbelakang yang senang dengan kekerasan
dan pertempuran dan menjelang usianya yang ke-40, ia sering menyendiri ke Gua
Hira' sebuah gua bukit sekitar 6 km sebelah timur kota Mekkah, yang kemudian
dikenali sebagai Jabal An Nur. Ia bisa berhari-hari bertafakur (merenung) dan
mencari ketenangan dan sikapnya itu dianggap sangat bertentangan dengan
kebudayaan Arab pada zaman tersebut yang senang bergerombol. Dari sini, ia
sering berpikir dengan mendalam, dan memohon kepada Allah supaya memusnahkan
kekafiran dan kebodohan.
Muhammad
pertama kali diangkat menjadi rasul pada malam hari tanggal 17 Ramadhan/ 6
Agustus 611 M, diriwayatkan Malaikat Jibril datang dan membacakan surah pertama
dari Quran yang disampaikan kepada Muhammad, yaitu surah Al-Alaq. Muhammad
diperintahkan untuk membaca ayat yang telah disampaikan kepadanya, namun ia
mengelak dengan berkata ia tak bisa membaca. Jibril mengulangi tiga kali
meminta agar Muhammad membaca, tetapi jawabannya tetap sama. Jibril berkata :
"Bacalah
dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan
perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya."
(Al-Alaq 96: 1-5)
Muhammad
berusia 40 tahun 6 bulan dan 8 hari ketika ayat pertama sekaligus
pengangkatannya sebagai rasul disampaikan kepadanya menurut perhitungan tahun
kamariah (penanggalan berdasarkan bulan), atau 39 tahun 3 bulan 8 hari menurut
perhitungan tahun syamsiah atau tahun masehi (penanggalan berdasarkan
matahari). Setelah kejadian di Gua Hira tersebut, Muhammad kembali ke rumahnya,
diriwayatkan ia merasakan suhu tubuhnya panas dan dingin secara bergantian
akibat peristiwa yang baru saja dialaminya dan meminta istrinya agar memberinya
selimut.
Diriwayatkan
pula untuk lebih menenangkan hati suaminya, Khadijah mengajak Muhammad
mendatangi saudara sepupunya yang juga seorang Nasrani yaitu Waraqah bin Naufal
seorang pendeta yang buta. Waraqah banyak mengetahui nubuat tentang nabi
terakhir dari kitab-kitab suci Kristen dan Yahudi. Mendengar cerita yang
dialami Muhammad, Waraqah pun berkata, bahwa ia telah dipilih oleh Tuhan
menjadi seorang nabi. Kemudian Waraqah menyebutkan bahwa An-Nâmûs al-Akbar (Malaikat
Jibril) telah datang kepadanya, kaumnya akan mengatakan bahwa ia seorang
penipu, mereka akan memusuhi dan melawannya.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjysGf7fL03NSkioq9wjkK0YenBEc2R6i3etlsly31Vc9_jsByizsCiFksR8RaoxR2z3AYWGaDfvUpUtUJk2Lj9gXlfg2nG2fgFdpLaQ38kESer_GcWHICY8XchYPz_vNcqmBZsXHtnWxw/s200/Kisah+Lengkap+Sejarah+Nabi+Muhammad+SAW.jpg)
Sebagian
ayat Quran mempunyai tafsir atau pengertian yang izhar (jelas), terutama
ayat-ayat mengenai hukum Islam, hukum perdagangan, hukum pernikahan dan
landasan peraturan yang ditetapkan oleh Islam dalam aspek lain. Sedangkan
sebagian ayat lain yang diturunkan pada Muhammad bersifat samar pengertiannya,
dalam artian perlu ada interpretasi dan pengkajian lebih mendalam untuk
memastikan makna yang terkandung di dalamnya, dalam hal ini kebanyakan Muhammad
memberi contoh langsung penerapan ayat-ayat tersebut dalam interaksi sosial dan
religiusnya sehari-hari, sehingga para pengikutnya mengikutinya sebagai contoh
dan standar dalam berperilaku dan bertata krama dalam kehidupan bermasyarakat.
Mendapatkan pengikut
Selama tiga tahun pertama sejak
pengangkatannya sebagai rasul, Muhammad hanya menyebarkan Islam secara terbatas
di kalangan teman-teman dekat dan kerabatnya, hal ini untuk mencegah timbulnya
reaksi akut dan masif dari kalangan bangsa Arab saat itu yang sudah sangat
terasimilasi budayanya dengan tindakan-tindakan amoral, yang dalam konteks ini
bertentangan dengan apa yang akan dibawa dan ditawarkan oleh Muhammad.
Kebanyakan dari mereka yang percaya dan meyakini ajaran Muhammad pada masa-masa
awal adalah para anggota keluarganya serta golongan masyarakat awam yang dekat
dengannya di kehidupan sehari-hari, antara lain Khadijah, Ali, Zaid bin
Haritsah dan Bilal. Namun pada awal tahun 613, Muhammad mengumumkan secara
terbuka agama Islam. Setelah sekian lama banyak tokoh-tokoh bangsa Arab seperti
Abu Bakar, Utsman bin Affan, Zubair bin Al Awwam, Abdul Rahman bin Auf, Ubaidah
bin Harits, Amr bin Nufail yang kemudian masuk ke agama yang dibawa Muhammad.
Kesemua pemeluk Islam pertama itu disebut dengan As-Sabiqun al-Awwalun atau
Yang pertama-tama.
Penyebaran Islam
Sekitar
tahun 613 M, tiga tahun setelah Islam disebarkan secara diam-diam, Muhammad
mulai melakukan penyebaran Islam secara terbuka kepada masyarakat Mekkah,
respons yang ia terima sangat keras dan masif. Ini disebabkan karena ajaran
Islam yang dibawa olehnya bertentangan dengan apa yang sudah menjadi budaya dan
pola pikir masyarakat Mekkah saat itu. Pemimpin Mekkah Abu Jahal menyatakan
bahwa Muhammad adalah orang gila yang akan merusak tatanan hidup orang Mekkah.
Akibat penolakan keras yang datang dari masyarakat jahiliyyah di Mekkah dan
kekuasaan yang dimiliki oleh para pemimpin Quraisy yang menentangnya, Muhammad
dan banyak pemeluk Islam awal disiksa, dianiaya, dihina, disingkirkan, dan
dikucilkan dari pergaulan masyarakat Mekkah.
Walau
mendapat perlakuan tersebut, ia tetap mendapatkan pengikut dalam jumlah besar.
Para pengikutnya ini kemudian menyebarkan ajarannya melalui perdagangan ke
negeri Syam, Persia, dan kawasan jazirah Arab. Setelah itu, banyak orang yang
penasaran dan tertarik kemudian datang ke Mekkah dan Madinah untuk mendengar
langsung dari Muhammad, penampilan dan kepribadian baiknya yang sudah terkenal
memudahkannya untuk mendapat simpati dan dukungan dalam jumlah yang lebih
besar. Hal ini menjadi semakin mudah ketika Umar bin Khattab dan sejumlah besar
tokoh petinggi suku Quraisy lainnya memutuskan untuk memeluk ajaran Islam,
meskipun banyak juga yang menjadi antipati mengingat saat itu sentimen kesukuan
sangat besar di Mekkah dan Medinah. Tercatat pula Muhammad mendapatkan banyak
pengikut dari negeri Farsi (sekarang Iran), salah satu yang tercatat adalah
Salman al-Farisi, seorang ilmuwan asal Persia yang kemudian menjadi sahabat
Muhammad.
Penyiksaan
yang dialami hampir seluruh pemeluk Islam selama periode ini mendorong lahirnya
gagasan untuk berhijrah (pindah) ke Habsyah (sekarang Ethiopia). Negus atau
raja Habsyah, seorang Kristen yang adil, memperbolehkan orang-orang Islam
berhijrah ke negaranya dan melindungi mereka dari tekanan penguasa di Mekkah.
Muhammad sendiri, pada tahun 622 hijrah ke Yatsrib, kota yang berjarak sekitar
200 mil (320 km) di sebelah Utara Mekkah.
Hijrah ke Madinah
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQ7yC7B1IXrckaqUYcu8OUnKWkt4aBugFt0ie-9n_2pj1OcL_hzkPx_6FTCfpNYz3bAJP51vYcI-saQSzdSzdGYU7WQjcnV1Sv7USGKBm-7_I3Ks63rdXiGzC1F_m69LxiVn-OPWItCTw/s200/3bbbecfda865f938467b950e2a5895b0.jpg)
Tahun
berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yatsrib datang lagi ke Mekkah,
mereka menemui Muhammad di tempat mereka bertemu sebelumnya. Abbas bin Abdul
Muthalib, yaitu pamannya yang saat itu belum menganut Islam, turut hadir dalam
pertemuan tersebut. Mereka mengundang orang-orang Islam Mekkah untuk berhijrah
ke Yastrib dikarenakan situasi di Mekkah yang tidak kondusif bagi keamanan para
pemeluk Islam. Muhammad akhirnya menerima ajakan tersebut dan memutuskan
berhijrah ke Yastrib pada tahun 622 M.
Masjid Nabawi, berlokasi di Madinah, Arab
Saudi.
Mengetahui
bahwa banyak pemeluk Islam berniat meninggalkan Mekkah, masyarakat jahiliyah
Mekkah berusaha mengcegahnya, mereka beranggapan bahwa bila dibiarkan berhijrah
ke Yastrib, Muhammad akan mendapat peluang untuk mengembangkan agama Islam ke
daerah-daerah yang jauh lebih luas. Setelah selama kurang lebih dua bulan ia
dan pemeluk Islam terlibat dalam peperangan dan serangkaian perjanjian,
akhirnya masyarakat Muslim pindah dari Mekkah ke Yastrib, yang kemudian setelah
kedatangan rombongan dari Makkah pada tahun 622 dikenal sebagai Madinah atau
Madinatun Nabi (kota Nabi).
Di Madinah,
pemerintahan (kekhalifahan) Islam diwujudkan di bawah pimpinan Muhammad. Umat
Islam bebas beribadah (salat) dan bermasyarakat di Madinah, begitupun kaum
minoritas Kristen dan Yahudi. Dalam periode setelah hijrah ke Madinah, Muhammad
sering mendapat serangkaian serangan, teror, ancaman pembunuhan dan peperangan
yang ia terima dari penguasa Mekkah, akan tetapi semuanya dapat teratasi lebih
mudah dengan umat Islam yang saat itu telah bersatu di Madinah.
Pembebasan Mekkah
Tahun 629 M,
tahun ke-8 H setelah hijrah ke Madinah, Muhammad berangkat kembali ke Makkah
dengan membawa pasukan Muslim sebanyak 10.000 orang, saat itu ia bermaksud
untuk menaklukkan kota Mekkah dan menyatukan para penduduk kota Mekkah dan
madinah. Penguasa Mekkah yang tidak memiliki pertahanan yang memadai kemudian
setuju untuk menyerahkan kota Makkah tanpa perlawanan, dengan syarat kota
Mekkah akan diserahkan tahun berikutnya. Muhammad menyetujuinya, dan ketika
pada tahun berikutnya ketika ia kembali, ia telah berhasil mempersatukan Mekkah
dan Madinah, dan lebih luas lagi ia saat itu telah berhasil menyebarluaskan
Islam ke seluruh Jazirah Arab.
Muhammad
memimpin umat Islam menunaikan ibadah haji, memusnahkan semua berhala yang ada
di sekeliling Ka'bah, dan kemudian memberikan amnesti umum dan menegakkan
peraturan Islam di kota Mekkah.
Wafat
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFPZdqeUaP8KW19wYJ0-z3Nd5z-QeZTIof8okkHngVuZ3KGUG_fkaWQGvXF09weGqTefMz_3fxyhlYtIVvoduBMugrGNSvfv7AMjWlW6ZbTXtvGdQPn40KL3HJ1QbQeEckC3L_JpoV8cg/s200/NabiMuhammadSAW.jpg)
Mukjizat
Seperti nabi
dan rasul sebelumnya, Muhammad diberikan irhasat (pertanda) akan datangnya
seorang nabi, seperti yang diyakini oleh umat Muslim telah dikisahkan dalam
beberapan kitab suci agama samawi, dikisahkan pula terjadi pertanda pada masa
di dalam kandungan, masa kecil dan remaja. Muhammad diyakini diberikan mukjizat
selama kenabiannya.
Al-Qur'an
Umat Muslim
meyakini bahwa mukjizat terbesar Muhammad adalah kitab suci umat Islam yaitu
Al-Qur'an. Hal ini disebabkan karena masa itu kebudayaan bangsa Arab yang
sedang maju adalah dalam bidang ilmu sastra, khususnya bahasa dan syair.
Dikatakan sebagai mukjizat karena Al-Quran dianggap memiliki tatanan sastra
Arab tingkat tertinggi yang disampaikan oleh seorang buta huruf, dan setiap
mukjizat yang dibawa oleh para rasul selalu menandingi arah gejala (tren) yang
sedang ramai. Kemudian Al-Qur'an juga mengubah total segi kehidupan bangsa Arab
dengan membawa banyak peraturan keras untuk menegakkan dasar-dasar nilai budaya
baru, yang sebelumnya moral dan perilaku mereka sangatlah rusak, seperti
menyembah berhala, berjudi, merampok, membunuh anak-anak karena takut akan
kemiskinan dan kelaparan, minum-minuman keras, saling berperang antarsuku dan
lain-lain.
Mukjizat
lain yang tercatat dan diyakini secara luas oleh umat Islam adalah terbelahnya
bulan serta perjalanan Isra dan Mi'raj dari Madinah menuju Yerusalem dalam
waktu yang sangat singkat. Kemampuan lain yang dimiliki Muhammad adalah
kecerdasan serta kepribadiannya yang banyak dipuji serta menjadi panutan para
pemeluk Islam hingga saat ini.
Kronologi Muhammad dari lahir sampai Kematian
:
Tahun
|
Kejadian
|
570
|
Tanggal
lahir, 20 April di Kota Mekkah
|
570
|
Tahun
Gajah, gagalnya Abrahah menyerang Mekkah
|
576
|
Meninggalnya
ibu, Aminah
|
578
|
Meninggalnya
kakek, Abdul Muthalib
|
583
|
Melakukan
perjalanan dagang ke Suriah bersama Abu Thalib
|
595
|
Bertemu
dan menikah dengan Khadijah
|
610
|
Wahyu
pertama turun di Gua Hira dan menjadi nabi sekaligus rasul, kemudian
mendapatkan sedikit pengikut: As-Sabiqun al-Awwalun
|
613
|
Menyebarkan
Islam kepada umum
|
614
|
Mendapatkan
banyak pengikut
|
615
|
Hijrah
pertama ke Habsyah
|
616
|
Awal dari
pemboikotan Quraisy terhadap Bani Hasyim
|
619
|
Akhir dari
pemboikotan Quraish terhadap Bani Hasyim
|
619
|
Tahun
kesedihan: Khadijah dan Abu Thalib meninggal
|
620
|
Dihibur
oleh Allah melalui Malaikat Jibril dengan cara Isra' dan Mi'raj sekaligus
menerima perintah salat 5 waktu
|
621
|
Bai'at 'Aqabah
pertama
|
622
|
Bai'at
'Aqabah kedua
|
622
|
Hijrah ke Madinah
|
624
|
Pertempuran
Badar
|
624
|
Pengusiran
Bani Qaynuqa
|
625
|
Pertempuran
Uhud
|
625
|
Pengusiran
Bani Nadir
|
625
|
Pertempuran
Zaturriqa`
|
626
|
Penyerangan
ke Dumat al-Jandal: Suriah
|
627
|
Pertempuran
Khandak
|
627
|
Perang
Bani Qurayzhah
|
628
|
Perjanjian
Hudaibiyyah
|
628
|
Melakukan
umrah ke Ka'bah
|
628
|
Pertempuran
Khaybar
|
629
|
Melakukan
ibadah haji
|
629
|
Pertempuran
Mu'tah
|
630
|
Pembukaan
Kota Makkah
|
630
|
Pertempuran
Hunain
|
630
|
Pertempuran
Autas
|
630
|
Pendudukan
Thaif
|
631
|
Menguasai
sebagian besar Jazirah Arab
|
632
|
Pertempuran
Tabuk
|
632
|
Haji Wada'
|
632
|
Meninggal
(8 Juni): Madinah
|
Ciri fisik Muhammad
Beberapa
hadist meriwayatkan beberapa ciri fisik yang diceritakan oleh para sahabat dan
istrinya. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa Muhammad berperawakan sedang,
berkulit putih kemerahan, berjanggut tipis, dan digambarkan memiliki fisik yang
sehat dan kuat oleh orang di sekitarnya. Riwayat lain menyebutkan Muhammad
bermata hitam, tidak berkumis, berjanggut sedang, serta memiliki hidung bengkok
yang sesuai dengan ciri antropologis bangsa Semit pada umumnya.
Pernikahan
Selama
hidupnya Muhammad menikah dengan 11 atau 13 orang wanita (terdapat perbedaan
pendapat mengenai hal ini). Pada umur 25 Tahun ia menikah dengan Khadijah, yang
berlangsung selama 25 tahun hingga Khadijah wafat.[33] Pernikahan ini
digambarkan sangat bahagia,[34][35] sehingga saat meninggalnya Khadijah (yang
bersamaan dengan tahun meninggalnya Abu Thalib pamannya) disebut sebagai tahun
kesedihan.
Sepeninggal
Khadijah, Khawla binti Hakim menyarankan kepadanya untuk menikahi Saudah binti
Zam'ah (seorang janda) atau Aisyah (putri Abu Bakar). Atas perintah Allah,
Muhammad menikahi keduanya. Kemudian Muhammad tercatat menikahi beberapa orang
wanita lagi hingga jumlah seluruhnya sekitar 11 orang, sembilan di antaranya
masih hidup sepeninggal Muhammad.
Para ahli
sejarah antara lain Watt dan Esposito berpendapat bahwa sebagian besar
perkawinan itu dimaksudkan untuk memperkuat ikatan politik (sesuai dengan
budaya Arab), atau memberikan penghidupan bagi para janda (saat itu janda lebih
susah untuk menikah karena budaya yang menekankan perkawinan dengan
perawan).[36]
Perbedaan dengan nabi dan rasul terdahulu
Dalam
mengemban misi dakwahnya, umat Islam percaya seperti yang disebutkan di dalam
Qur'an dan Hadist, bahwa Muhammad diutus Allah untuk menjadi nabi bagi seluruh
umat manusia,[37] sedangkan nabi dan rasul sebelumnya hanya diutus untuk
umatnya masing-masing,[38][39] seperti halnya Nabi Musa yang hanya diutus untuk
Bani Israil saja.
Sedangkan
kesamaan ajaran yang dibawa Muhammad dengan nabi dan rasul sebelumnya ialah
sama-sama mengajarkan keesaan Tuhan, yaitu kesaksian bahwa Tuhan yang berhak
disembah hanyalah Allah.[13]
Referensi
^ Imam Baihaqi menyebutkan
bahwa Allah menamakan dia dalam Al-Quran sebagai Rasul (utusan), Nabi, Syahidan
(Saksi), Mubasysyiran (Pemberi kabar gembira), Nazhir (Pemberi peringatan),
Da'i (Penyeru kepada Allah). Sedangkan nama Yasin dan Toha telah di
salah-sangkakan sebagai nama dia berdasarkan surah Al-Quran yang memuatnya,
juga tidak riwayat yang sah tentang gelarnya Al-Fatih (Sang penakluk). Lihat
Tahzhib as-Sirah, sebuah biografi Rasulullah karya Imam Nawawi.
^ a b Dari Anas bin Malik,
ia berkata, "Seseorang memanggil rekannya di perkuburan Baqi' dengan
berseru, 'Hai Abul Qasim!' Rasulullah
menoleh kepadanya. Ia berkata, 'Wahai rasulullah, bukan engkau yang saya
maksud, namun saya memanggil si fulan.' Maka rasulullah berkata, 'Pakailah namaku tetapi jangan pakai
kuniyahku'," (Hadits riwayat Bukhari no. 3537 dan Muslim no. 2131).
^ Selain terdapat larangan
menggunakan nama kuniyah dia. Dia sendiri kurang suka dipanggil dengan
kuniyahnya tersebut berdasarkan hadits, "Panggil aku dengan namaku bukan
dengan kuniyahku". Lihat Tahzhib as-Sirah, sebuah biografi Rasulullah
karya Imam Nawawi.
^ Siyar Alamin Nubala karya
Adz-Dzahabi, Al-Bidayah wa Nihayah karya Ibnu Katsir, Fathul Bari karya Ibnu
Hajar Al-Asqalani, Zad al-Ma'ad karya Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah; Quraisy adalah
julukan bagi salah satu di antara Fihr atau an-Nadhr (Raudhatul Anwar karya
Shafiyyurahman al-Mubarakfuri).
^ Dalam tradisi Abrahamik,
khususnya Islam seseorang tidak dinasabkan melalui jalur ibu kecuali bagi anak
yang lahir di luar nikah, atau dengan kelahiran khusus seperti bagi Nabi Isa As
^ Asalnya Nabi Muhammad
dikuburkan di rumah istrinya yang berada tepat di sebelah Masjid Nabawi, sesuai
dengan tradisi (sunnah) seorang nabi dikebumikan di tempat dia meninggal, dan
seiring perluasan Masjid Nabawi, rumah tersebut kini berada di lingkupan
kompleks Masjid Nabawi.
^ The 100, Michael H. Hart,
Carol Publishing Group, Juli 1992, paperback, 576 halaman, ISBN 0-8065-1350-0
^ Muhammad, prophet of
Islam. The Columbia Encyclopedia, Sixth Edition. 2001-07
^ Quran.com
^ Nama lengkap: Muḥammad
bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim (bahasa Arab: محمد ابن عبد الله ابن عبد المطلب ابن هاشم)
^ Elizabeth Goldman (1995),
h. 63, menyatakan 8 Juni 632 M, tradisi Islam yang dominan. Banyak tradisi
sebelumnya (umumnya non-Muslim) merujuk padanya karena masih hidup pada saat
invasi Palestina. Lihat Stephen J. Shoemaker,The Death of a Prophet: The End of
Muhammad's Life and the Beginnings of Islam,[halaman dibutuhkan] Pennsylvania
University Press, 2011.
^ Q.S. Al-Ahzab: 40
^ a b Q.S. Al-Anbiya: 25
^ Q.S. Asy-Syu'ara: 192-195
^ Muhammad Mustafa
Al-A'zami (2003), The History of The Qur'anic Text: From Revelation to
Compilation: A Comparative Study with the Old and New Testaments, h. 26–27. UK
Islamic Academy. ISBN 978-1872531656.
^ Q.S. Al-Isra’: 106
^ Unicode has a special
"Muhammad" ligature at U+FDF4 ﷴ
^ click here (bantuan·info) for the Pengucapan
Arab.
^ berbagai nama Muhammad
dalam bahasa Prancis: "Mahon, Mahomés, Mahun, Mahum, Mahumet"; dalam
bahasa Jerman: "Machmet"; dan dalam bahasa Islandia kuno:
"Maúmet" cf Muhammad, Encyclopedia of Islam
^ The sources frequently
say that, in his youth, he was called by the nickname "Al-Amin" meaning
"Honest, Truthful" cf. Ernst (2004), p. 85.
^ Surah As-Saff (QS 61:6)
^ Lings, Martin. Muhammad:
Kisah Hidup Nabi berdasarkan Sumber Klasik. Jakarta: Penerbit Serambi, 2002.
ISBN 979-3335-16-5
^ Sirah Ibnu Hisyam, jilid
I, Dzikrun-nasabi az-zaki min Muhammad saw ila Adam as
^ Esposito, John L. (ed.)
(2003). The Oxford Dictionary of Islam. p. 198. ISBN 978-0-19-512558-0. Diakses
tanggal 19 June 2012.
^ Conrad, Lawrence I.
(1987). "Abraha and Muhammad: some observations apropos of chronology and
literary topoi in the early Arabic historical tradition1". Bulletin of the
School of Oriental and African Studies 50 (2): 225–240.
doi:10.1017/S0041977X00049016.
Sherrard Beaumont Burnaby
(1901). Elements of the Jewish and Muhammadan calendars: with rules and tables
and explanatory notes on the Julian and Gregorian calendars. G. Bell. p. 465.
Hamidullah, Muhammad
(February 1969). "The Nasi', the Hijrah Calendar and the Need of Preparing
a New Concordance for the Hijrah and Gregorian Eras: Why the Existing Western Concordances
are Not to be Relied Upon" (PDF). The Islamic Review & Arab Affairs:
6–12.
^ Encyclopedia of World
History (1998), p. 452
^ Buhl, F.; Welch, A. T.
(1993). "Muḥammad". Encyclopaedia of Islam 7 (2nd ed.). Brill
Academic Publishers. pp. 360–376. ISBN 90-04-09419-9.
^ Meri, Josef W. (2004),
Medieval Islamic civilization 1, Routledge, p. 525, ISBN 978-0-415-96690-0,
diakses tanggal 3 January 2013
^ Watt, "Halimah bint
Abi Dhuayb", Encyclopaedia of Islam.
^ a b c An Introduction to
the Quran (1895), p. 182
^ Watt, Amina,
Encyclopaedia of Islam
^ Watt (1974), p. 7.
^ Esposito, John (1998).
Islam: The Straight Path. Oxford University Press. ISBN 0-19-511233-4. p.18
^ Bullough, Vern; Brenda
Shelton, Sarah Slavin (1998). The Subordinated Sex: A History of Attitudes
Toward Women. University of Georgia Press. ISBN 978-0-8203-2369-5. p.119
^ Reeves, Minou (2003).
Muhammad in Europe: A Thousand Years of Western Myth-Making. NYU Press. ISBN
978-0-8147-7564-6. p.46
^ Watt, M. Aisha bint Abi
Bakr. Article at Encyclopaedia of Islam Online. Ed. P.J. Bearman, Th. Bianquis,
C.E. Bosworth, E. van Donzel, W.P. Heinrichs. Brill Academic Publishers. ISSN
1573-3912. pp. 16-18
^ ("...dan Kami tidak
mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita
gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahui." (Saba' 34:28).
^ ["Tiap-tiap umat
mempunyai rasul; maka apabila telah datang rasul mereka, diberikanlah keputusan
antara mereka dengan adil dan mereka (sedikitpun) tidak dianiaya. (Yunus
10:47).
^ "Kemudian Kami utus
(kepada umat-umat itu) rasul-rasul Kami berturut-turut. Tiap-tiap seorang rasul
datang kepada umatnya, umat itu mendustakannya, maka Kami perikutkan sebagian
mereka dengan sebagian yang lain, dan Kami jadikan mereka buah tutur (manusia),
maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang tidak beriman." (Al-Mu'minuun
23:44).
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad
Disclaimer : File, dokumen, aplikasi, artikel, gambar maupun video yang tercantum dalam link blog ini dapat berasal dari
berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber
tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami.
Jazakumullohkhoir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar